Rendang
Hampir semua orang yang tinggal di Indonesia mengetahui apa itu rendang,
mengingat banyaknya jumlah warung makanan Padang yang tersebar di
seluruh Nusantara. Tapi, apakah ada di antara kita yang tahu tentang
sejarah masakan rendang khas Padang ini?
Rendang merupakan makanan tradisional dari daerah Sumatera Barat,
tepatnya Minangkabau, yang terbuat dari daging sapi diselimuti dengan
racikan bumbu yang pedas.Rendang merupakan masakan yang kaya rempah dengan daging sebagai bahan
dasarnya. Rendang juga menggunakan karambia (santan kelapa) dan campuran
bumbu khas yang dihaluskan seperti cabai, lengkuas, jahe, kunyit,
bawang, dan bumbu-bumbu lainnya.
Proses memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu berjam-jam
(biasanya sekitar empat jam), karena itulah memasak rendang memerlukan
waktu dan kesabaran. Potongan daging dimasak bersama bumbu dan santan
dalam panas api yang tepat, diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu
terserap daging. Setelah mendidih, apinya dikecilkan dan terus diaduk
hingga santan mengental dan menjadi kering.Nah, karena rendang lebih kering, maka dia lebih awet dibandingkan
dengan kari. Hingga kini, banyak yang gemar membawanya sebagai oleh-oleh
atau bekal perjalanan jauh, misalnya naik haji atau ke luar negeri.
GUDEG
Gudeg telah dikenal oleh masyarakat Indonesia khususnya sebagai makanan khas dari Kota Yogyakarta. Popularitas tersebut juga yang membuat Yogyakarta dikenal dengan nama Kota Gudeg. Gudeg adalah makanan tradisional yang
terbuat dari Nangka muda (nangka) yang direbus selama beberapa jam
dengan gula kelapa serta santan. Dengan dilengkapi dengan berbagai bumbu
tambahan membuat Gudeg menjadi terasa manis dilidah dan memiliki rasa
yang khas dan enak sesuai dengan selera masyarakat Jawa pada umumnya.Pada penyajiannya, Gudeg biasa di lengkapi dengan nasi putih, ayam,
telur rebus, tahu atau tempe, dan rebusan terbuat dari kulit sapi segar
atau lebih dikenal dengan nama sambal goreng krecek.Awalnya Gudeg yang dikenal oleh masyarakat Indonesia khususnya
Yogyakarta jaman dahulu adalah Gudeg Basah. Seiring perkembangan jaman,
kebutuhan Gudeg untuk oleh-oleh yang semakin berkembang juga seirama
dengan munculnya Gudeg kering. Gudeg kering baru ditemukan sekitar enam
dasawarsa yang lalu. Sifatnya yang kering membuat gudeg tersebut tahan
lama dan sering dimanfaatkan sebagai oleh-oleh yang tentu saja berdampak
dengan munculnya industri rumahan yang menyajikan oleh-oleh Gudeg khas
Yogyakarta.